Kawin Kontrak: Komedi Obat Kuat
Film ini sebenarnya tidak lebih buruk --dan itu artinya juga belum tentu lebih baik-- dibandingkan dengan Get Merried atau pun Quickie Express --untuk menyebut dua contoh saja film komedi yang masih segar dalam ingatan.
Tapi, siapa yang mau jujur untuk Raam Punjabi?
Tak seorang pun --dan mungkin termasuk saya (hehehe).
Raam selama ini identik dengan sinetron yang benar-benar bikin orang jengah, sehingga ketika terjun dalam produksi film, ia seperti memikul "dosa bawaan". Orang akan dengan mudah memvonis film-film Multivision Plus Picture --rumah produksi miliknya-- jelek sebelum atau bahkan tanpa perlu menontonnya. Jangan salahkan mereka. Dalam industri film, politik pencitraan itu penting, dan sekali salah memulai langkah, maka susah memperbaikinya selamanya. Satu-satunya cara untuk menebus dosa itu tak lain memproduksi film-film yang bagus.
Kawin Kontrak berangkat dari kegelisahan paling nyata yang dialami kebanyakan cowok yang mulai beranjak dewasa di zaman ini: gimana sih rasanya ML? Film ini lantas mengambil jalan berliku: cowok-cowok gatal itu memilih untuk kawin kontrak agar bisa melampiaskan keinginannya dengan aman.
Padahal, misalnya jalan yang ditempuh lebih simpel, misalnya, pergi saja ke panti pijat plus di Kota, kelucuan dan kekonyolan yang muncul juga tak kalah seru dan kompleks.
Kecuali, jika film ini memang berpretensi untuk menjadi semacam risalah sosiologi yang memotret praktik kawin kontrak yang masih menjadi bagian dari kenyataan masyarakat tertentu di Tanah Air. Kalau iya, ini tentu sangat mulia. Dan, nyatanya ada salah seorang penonton ang berkomentar (di blog-nya): wah, baru tahu kalau ada desa yang menyediakan jasa kawin kontrak lengkap dengan penghulunya! Thanks, Pak Raam, sebuah pelajaran sosiologi yang bagus untuk remaja.
Kabar baiknya lagi, itu semua diungkapkan dalam komedi yang cukup segar. Hanya saja, film ini kemudian terlalu serius dengan membelokkan banyolan-banyolan seksual-vulgarnya menjadi sebuah kisah kepahlawanan yang, plis dong ah, klise banget.
Cowok-cowok gatal yang ditampilkan begitu lugu, jujur dan mesum di bagian awal, akhirnya berubah menjadi detektif-detektif yang menyelamatkan masyarakat desa dari kibul dan kejahatan seorang bos-Arab-gadungan dari Tanah Abang. Dan, yang awalnya hanya ingin mencari kepuasan sesaat untuk melampiaskan kenakalan anak muda, salah satu dari mereka menjadi seorang pecinta-tulus yang "gombal" abis.
Coba kalau film ini konsisten dengan main-mainnya dari awal, dengan keberaniannya menantang orang-orang yang terobsesi pada moralitas, dan dengan komedi obat kuatnya yang tolol-konyol-abdsurd-tapi-yah-memang-lucu-sih itu!
Namun, saya tetap memuji keberanian film ini untuk "pasang badan" terhadap risiko dianggap mengajari anak muda ngeseks di luar nikah --lengkap dengan petunjuk teknis untuk "tahan lama" segala. Makanya, diam-diam setelah menonton film ini saya menunggu ada tokoh agama atau sekelompok orang memprotes film ini.
Ternyata sampai sekarang tidak ada. Saya jadi semakin yakin, para pemrotes itu tidak pernah melihat film yang diprotesnya kecuali hanya menyimpulkan dari judulnya. Tak heran film-film seperti Buruan Cium Gue dan Maaf, Saya Menghamili Istri Anda jadi sasaran. Kawin Kontrak? Orang mungkin justru mikir, wah ini film islami. Dapat salam dari Aa Gym, Pak Raam! Hehehe.
3 Comments:
wah....akhirnya bisa baca review film lagi...setelah sinema-indonesia vakum, gw linglung nyari bacaan tentang review film Indo...akhirnya ada yg bagus jg
tory burch outlet
coach outlet store
oakley outlet store
adidas wings shoes
canada goose jackets
true religion outlet
coach outlet online
ray ban sunglasses
tory burch outlet online
nobis jacket
mizuno running shoes
beats by dre
cheap ray ban sunglasses
tods outlet
canada goose jackets
ghd uk
chanel handbags outlet
snapbacks wholesale
cheap nike shoes
michael kors uk
1126minko
Padahal, misalnya jalan yang ditempuh lebih simpel, misalnya, pergi saja ke panti pijat plus di Kota, kelucuan dan kekonyolan yang muncul juga tak kalah seru dan kompleks.
warm velvet bed sheets
red velvet bedsheet
Post a Comment
<< Home