pop | arts whatever

Tuesday, January 02, 2007

(Masih dalam suasana Tahun Baru, inilah salah satu novel yang bisa dijadikan rujukan bahan renungan karena di dalamnya tersirat pemikiran tentang hakikat perjalanan waktu)


Biografi Kehilangan

Pastilah ada sesuatu di dunia ini yang lebih penting daripada kebenaran; ada sesuatu yang lebih penting ketimbang emosi; lebih penting ketimbang uang; lebih penting daripada hidup itu sendiri. Apakah sesuatu itu?

Beijing Doll (penerjemah Ferina Permatasari, Banana Publishing, Jakarta, 2006) adalah sebuah pencarian seorang remaja perempuan terhadap sesuatu yang barangkali tak pernah ada. Chun Sue, penulisnya, tak pelak, adalah seorang nihilis, dan ia belajar dari Nietzsche yang pernah berkata, lebih baik aku mencari yang tidak ada daripada tidak mencari sama sekali.

Diangkat dari buku hariannya, novel ini menjadi catatan semi autobiografis atas perjalanan hidup Sue dari usia 14 tahun, ketika pertama kali keperawanannya hilang hingga usia 18, ketika ia memutuskan keluar dari sekolah untuk selamanya. Dituturkan dengan terbata-bata dan melompat-lompat, buku ini menjadi hidup karena dinafasi dengan filsafat dan puisi. Dengan getir Sue mengidentifikasikan dirinya sebagai “bunga yang mekar pada pagi hari dan mati pada malam yang sama” dan menjalani hari-harinya dengan “berpegang pada konsep yang eksistensial bahwa hidup adalah melakoni derita.”

Sue menyadari bahwa sifatnya yang sangat introvert membuatnya susah mengekspresikan diri. Bahkan ia merasa susah bersosialisasi. Begitu sepi, katanya. Tapi, itulah hidup. Pernyataan-pernyataan sederhana, pendek namun muram dan menusuk seperti ini bertebaran di sepanjang buku setebal 292 halaman ini dan membuat kita berkali-kali tak percaya bahwa itu ditulis oleh remaja 17 tahun. Rasa kesepian yang mencekam di usia yang begitu muda itu membuat segalanya terasa asing, dan pada akhirnya menjatuhkan Sue ke dalam sikap yang serba sinis terhadap kehidupan.

Baginya, menjadi remaja adalah “terperosok” dan membuatnya murung dan sensitif. Tak ada yang indah karena, kapan pun aku sedang menikmati hidup bayarannya pasti mahal. Jadi, satu-satunya jalan untuk menghindari penderitaan adalah menjauhkan diri dari hal yang menyenangkan dalam hidup. Meskipun, itu berarti harus menangis karena, aku akan pergi berkencan dan tidak punya baju baru dan tak punya sepatu yang pantas. Aku menangis karena gitar elektrik harganya di luar kemampuan kantongku.

Di tangan remaja 17 tahun ini, pemberontakan menjadi tema yang jauh lebih kompleks, lebih urban. Yang harus dilawan bukan hanya represi politik atau tatanan sosial, tapi juga kemiskinan yang menjengkelkan, dan individu-individu dengan idealisme palsu: sok beridentitas proletar tapi mental borjuis. Tak heran jika kemudian ia merasa satu gerbong dengan setiap orang yang mencemooh kehidupan, yang memandang kehidupan seperti gundukan tahi, yang merasa bahwa hidup tidak punya arti dan tidak menawarkan apapun selain penderitaan berkepanjangan. Baginya, seperti itulah “orang yang berpikiran tajam.”

***

Jika mau ditarik keluar, untuk tujuan pelabelan, bisa saja dikatakan dengan gagah bahwa Sue mewakili suara sebuah generasi baru yang sebaru-barunya (tepatnya yang lahir pada era 1980-an). Dan, jika klaim itu bisa dipegang, maka apa yang disuarakan Sue lewat novel ini pada dasarnya tiada beda dengan remaja lain yang kerap menulis tentang perasaan disalahpahami, tak dihargai dan kebosanan. Yang membedakannya secara telak adalah kejujurannya yang luar biasa dan kepolosannya yang bening.

Ketika umumnya remaja seusianya menulis tentang gadis cantik-agak-tolol yang jatuh cinta pada anak teman papanya yang baru kembali dari sekolah di Paris, Sue menulis tentang darah di sprei yang menandai hilangnya kegadisan di usia 14 tahun. Dan, cewek itu bukan siapa-siapa melainkan dirinya sendiri.

Bagi kebanyakan pembaca dewasa, novel ini barangkali hanya akan tampak tak lebih dari gerutuan seorang remaja narsis-liar: Meninggalkan sekolah dan lebih memilih untuk nongkrong dengan anak-anak band jalanan, lalu ML (berhubungan seks) dengan mereka. Namun, tidak mungkinkah kita menemukan “kebenaran” dalam sebuah gerutuan dan caci-maki kemarahan?

Boleh jadi novel ini sebenarnya tidak mewakili siapa pun dan generasi mana pun, seperti dilabelkan oleh penerbitnya maupun sementara kritikus. Lupakan pula fakta-fakta tentang kontroversi yang berujung pelarangannya di negeri asalnya, China. Tanpa embel-embel apapun, karya ini bagi saya telah mendekati sebuah memoar yang jernih tentang masa muda yang hilang, karena mungkin memang tak pernah ada, karena tidak ada perbedaan yang dapat dilihat antara detik yang baru saja berlalu dengan detik yang segera bakal datang.

4 Comments:

Blogger Haris Firdaus said...

jadi ingin baca novelnya. nihilisme itu emang menarik untuk dibaca tapi butuh keberanian luar biasa buat mempraktekkannya (kalaupun kita percaya ma nihilisme. hanya seorang yang berani mempertaruhkan banyak hal yang mau menjadi seorang nihilis.

5:12 PM  
Blogger oakleyses said...

louis vuitton outlet, oakley sunglasses, michael kors handbags, cheap jordans, prada handbags, uggs outlet, michael kors outlet, oakley sunglasses, uggs on sale, ray ban sunglasses, burberry outlet, tiffany jewelry, uggs on sale, kate spade, gucci handbags, ray ban sunglasses, prada outlet, longchamp outlet, louboutin uk, burberry factory outlet, tory burch outlet, nike air max, tiffany jewelry, christian louboutin, louboutin shoes, oakley sunglasses, cheap oakley sunglasses, chanel handbags, michael kors outlet store, louis vuitton outlet, nike outlet, ralph lauren polo, louis vuitton, christian louboutin, michael kors outlet online, longchamp outlet, uggs outlet, michael kors outlet online, nike air max, longchamp bags, replica watches, ralph lauren outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, louis vuitton outlet online, nike free, michael kors

6:58 PM  
Blogger oakleyses said...

converse shoes outlet, salvatore ferragamo, timberland boots, softball bats, herve leger, ray ban, hollister, louboutin, gucci, nike roshe run, iphone cases, beats by dre, mcm handbags, oakley, p90x workout, insanity workout, wedding dresses, abercrombie and fitch, abercrombie, nike air max, mac cosmetics, babyliss pro, valentino shoes, bottega veneta, mont blanc, converse, jimmy choo outlet, hollister clothing, nike air max, north face outlet, new balance shoes, north face outlet, instyler ionic styler, soccer shoes, lululemon outlet, asics running shoes, ghd hair, giuseppe zanotti, soccer jerseys, nfl jerseys, longchamp uk, reebok outlet, nike air huarache, chi flat iron, hermes handbags, vans outlet, polo ralph lauren, celine handbags, nike trainers uk, vans scarpe

7:02 PM  
Blogger Unknown said...

cheap nike shoes
adidas outlet
soccer jerseys wholesale
michael kors handbags
mulberry outlet store
prada outlet
cheap nba jerseys
ralph lauren uk
swarovski crystal
oakley sunglasses wholesale
chanel handbags outlet
ralph lauren outlet
cheap jordan shoes
canada goose coats
toms outlet store
puma outlet
north face outlet store
ugg boots
black friday deals
1127minko

5:11 PM  

Post a Comment

<< Home