pop | arts whatever

Tuesday, November 21, 2006

Abimanyu Gugur

Dalam waktu yang agak berdekatan, ada tiga "peristiwa budaya" yang berhasil menyentuh "rasa Jawa" saya. Ini memang agak norak, dan apa boleh buat sedikit melanlokis. Saya yang orang Jawa tulen ini -atau bahasa sononya "Jowo cekek"- sudah cukup lama merasa sok tercerabut dari akarnya, menjadi manusia metropolis yang lupa asal-usul. Sehingga setiap kali melihat sesuatu yang berkaitan dengan Jawa, atau istilah kerennya ya itu tadi, membangkitkan rasa Jawa, saya jadi excited, surpraise, atau dalam bahasa penyair Cecep Syamsul Hari, seperti anak kecil yang menemukan kembali mainannya yang hilang. Misalnya saja ketika menonton pertunjukan tari Retno Maruti berjudul Abimanyu Gugur di Graha Bhakti Budaya, TIM, Senin (20/11/2006) malam.

Begitu masuk gedung dan melihat seperangkat gamelan di depan-bawah panggung, saya langsung histeris. Kapan terakhir saya mendengarkan secara langsung gamelan ditabuh di depan mata saya? Saya tidak menyangka bahwa pergelaran tari malam itu akan diiringi gamelan "beneran" -maksudnya, saya pikir musiknya dari rekaman. Namun, sesaat kemudian, sambil menunggu pertunjukan dimulai, saya tertawakan diri saya sendiri yang sok-rindu pada sesuatu yang tak pernah benar-benar hilang dari diri saya, sesuatu yang dulu, dulu sekali, pernah saya akrabi. Tapi, mungkin saya juga harus jujur dan adil, memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mengakomodasi perasaa sok itu tadi, ya sok rindu, ya sok kehilangan, yang jangan-jangan memang benar-benar nyata alias bukan sesuatu yang bersifat sok semata.

Saya jadi tegang dan berdebar-debar. Ah, blaik. Ciloko mencit. Benar saja, ternyata saya memang rindu. Saya langsung terhanyut dalam suasana mistis yang ajaib dan menggairahkan ketika gamelan mulai ditabuh dan satu per satu penari muncul di atas panggung. Ada 18 penari bedoyo dengan kostum yang seragam, namun terbagi menjadi dua kelompok dengan warna sampur yang berbeda. Dengan lembut, lambat dan lentur mereka menari, mengisi sudut-sudut panggung. Tergambar suasana kesibukan mempersiapkan prajurit untuk maju ke medan perang. Pandawa yang dipimpin oleh Abimanyu baru saja meraih kemenangan dengan berhasil membunuh panglima Kurawa, Burisrawa. Giliran Kurawa membalas dendam dengan mengangkat panglima yang lebih tanggung, Jayadrata, dengan sasaran membunuh Abimanyu.

Dalam lakon wayang Jawa, yang pernah saya akrabi lewat pementasan rutin setiap malam di Taman Sriwedari Solo berpuluh tahun silam, episode gugurnya Abimanyu termasuk lakon yang rame, seru sekaligus menyentuh. Setiap dipentaskan, kisah ini berhasil mengurai airmata penonton karena kematian sang putra Arjuna itu begitu menggenaskan, digropyok panah sewu alias dihajar dengan seribu panah. Namun, Abimanyu Gugur versi Maruti, layaknya karya-karya tari dia yang lain yang bertolak dari cerita klasik Jawa (antara lain Sang Pembayun, Dewabrata), tidak ditampilkan dalam penokohan yang jelas. Artinya, para penari tidak secara tegas memerankan tokoh tertentu, dengan kostum tertentu yang mudah diindentifikasi. Kita hanya tahu, ketika salah seorang dari penari itu tewas, dialah sang Abimanyu.

Abimanyu Gugur sebelumnya dipentaskan di ajang Indonesia Dance Festival (IDF) 1994. Semalam dipentaskan lagi untuk hajatan Women International Playwright ke-7, sebuah konferensi tiga tahunan para penulis naskah drama perempuan se-dunia yang pertama kali digelar di Buffalo AS, 1988. Sebagai pertunjukan di hari pertama, Abimanyu Gugur cukup elegan dan percaya diri, sama tak canggungnya dengan ketika tampil di IDF dulu. Maruti berhasil memindahkan salah satu adegan paling mistis dari kisah perang besar Baratayuda ke dalam sebuah miniatur yang subtil, tangkas dan memikat berbentuk langendriyan. Yakni, opera ala Jawa, dengan dialog berupa tembang yang dilantunkan oleh sang penari.

Sampai ketika langkah sudah jauh meninggalkan gedung pertunjukkan, saya masih terus berpikir, ideologi macam apa yang mendasari pilihan cara berkesenian Retno Maruti, sehingga ia bisa menampilkan adegan perang yang keras dan brutal dalam pusaran gerak yang luar biasa lamban, lembek dan bahkan di satu titik benar-benar mandek, namun tetap dengan efektife menggelorakan mood yang menegangkan? Saya benar-benar seperti nonton film perang yang mendebarkan ketika dua kelompok penari itu berhadapan, menggambarkan pasukan Kurawa dan Pandawa beradu senjata, dibingkai iringan gamelan yang bertalu-talu.

Saya kira ini sudah bukan nalar yang bekerja, melainkan bagaimana jiwa saya berhasil dibuat sumeleh ketika menyaksikan setiap lekuk jemari, gerak bahu dan putaran tubuh di atas panggung itu tidak hanya menyatu, namun menyerah bulat-bulat pada bunyi gamelan. Saya tersihir. Saya meleleh. Sampai padamnya lampu panggung mengembalikan kesadaran akan keberadaan saya di tempat duduk. Abimanyu Gugur adalah satu dari tiga peristiwa budaya yang telah menyentuh rasa Jawa saya, setelah film Kuntilanak (http://layarperak.com/news/reviews/2006/index.php?id=1162244121), dan pentas wayang air oleh Ki Slamet Gundono pada pembukaan Internasional Puppetry Festival di Taman Fatahilah tempo hari.

4 Comments:

Blogger oakleyses said...

louis vuitton outlet, oakley sunglasses, michael kors handbags, cheap jordans, prada handbags, uggs outlet, michael kors outlet, oakley sunglasses, uggs on sale, ray ban sunglasses, burberry outlet, tiffany jewelry, uggs on sale, kate spade, gucci handbags, ray ban sunglasses, prada outlet, longchamp outlet, louboutin uk, burberry factory outlet, tory burch outlet, nike air max, tiffany jewelry, christian louboutin, louboutin shoes, oakley sunglasses, cheap oakley sunglasses, chanel handbags, michael kors outlet store, louis vuitton outlet, nike outlet, ralph lauren polo, louis vuitton, christian louboutin, michael kors outlet online, longchamp outlet, uggs outlet, michael kors outlet online, nike air max, longchamp bags, replica watches, ralph lauren outlet, oakley sunglasses, ray ban sunglasses, louis vuitton outlet online, nike free, michael kors

6:57 PM  
Blogger oakleyses said...

burberry pas cher, lunette oakley pas cher, coach outlet, kate spade outlet, true religion jeans, converse, coach outlet, longchamp soldes, north face uk, michael kors, louboutin pas cher, new balance, lululemon outlet, coach purses, nike air max, hermes pas cher, nike tn pas cher, vans pas cher, coach outlet store online, mulberry uk, lunette ray ban pas cher, nike air max uk, sac guess pas cher, nike air force, nike roshe run pas cher, longchamp pas cher, north face pas cher, nike air max pas cher, ray ban uk, true religion outlet, abercrombie and fitch, polo lacoste pas cher, true religion outlet, michael kors, jordan pas cher, nike free, polo ralph lauren uk, vanessa bruno pas cher, true religion outlet, hogan sito ufficiale, ralph lauren pas cher, michael kors outlet online, nike free pas cher, nike roshe uk, abercrombie and fitch UK, nike blazer pas cher, hollister uk

6:59 PM  
Blogger oakleyses said...

toms shoes, supra shoes, montre pas cher, ugg uk, juicy couture outlet, moncler, lancel, michael kors outlet online, ugg pas cher, michael kors handbags, barbour, doke & gabbana, michael kors outlet, coach outlet, louis vuitton uk, canada goose jackets, pandora charms, moncler, ugg,ugg australia,ugg italia, links of london uk, moncler jackets, hollister, juicy couture outlet, canada goose outlet, swarovski uk, pandora jewelry, canada goose pas cher, canada goose outlet, marc jacobs, moncler pas cher, thomas sabo uk, swarovski jewelry, karen millen uk, louis vuitton, moncler, moncler uk, sac louis vuitton, canada goose, moncler outlet, louis vuitton, canada goose, wedding dresses uk, ugg,uggs,uggs canada, canada goose uk, sac louis vuitton, moncler, replica watches, barbour jackets uk, bottes ugg pas cher, canada goose jackets

7:21 PM  
Blogger Unknown said...

makasih infonya https://bit.ly/2Q3NuTd

6:26 PM  

Post a Comment

<< Home